♠ Posted by Unknown in Biologi,Pengetahuan at 3:23 AM
Sistem
pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan
dan mekanisme pernapasan. Urutan saluran pernapasan adalah sebagai
berikut:
rongga hidung Þ faring Þ
trakea
Þ
bronkus Þ paru-paru (bronkiol
dan alveolus).
Gbr. Skema Sistem Respirasi Pada Manusia
Alat Pernapasan
a.
Rongga Hidung (Cavum Nasalis)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum
nasalis). Rongga
hidung
berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak
(kelenjar sebasea)
dan kelenjar
keringat
(kelenjar sudorifera).
Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat
saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan
tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama
udara. Juga terdapat
konka
yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan
udara yang masuk.
Udara
dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan
2 saluran, yaitu saluran pernapasan
(nasofarings)
pada bagian depan dan saluran pencernaan
(orofarings)
pada bagian belakang.
Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat
laring (tekak)
tempat terletaknya
pita suara (pita vocalis).
Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar
dan terdengar sebagai suara.
Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran
pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang
terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa
menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga
mengakibatkan gangguan kesehatan.
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak
sebagian di leher dan sebagian di rongga dada (torak). Dinding
tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan,
dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi
menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus
kanan dan bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan
trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan
pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari
lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi
menjadi bronkiolus.
e.
Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru
terletak di dalam
rongga dada bagian atas,
di bagian samping
dibatasi oleh otot dan
rusuk dan di bagian bawah
dibatasi oleh diafragma
yang berotot kuat.
Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo
dekster)
yang
terdiri atas 3 lobus dan
paru-paru kiri (pulmo sinister)
yang terdiri atas 2
lobus. Paru-paru dibungkus
oleh dua selaput yang
tipis, disebut
pleura.
Selaput
bagian dalam yang
langsung
menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam
(pleura visceralis)
dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan
tulang rusuk disebut pleura luar
(pleura parietalis).
Gbr.
Struktur paru-paru
Antara
selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura
yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal
dari plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura
bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.
Paru-paru
tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh
darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan
daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.
Di
dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter
± 1 mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan
bronkus.
Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus). Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan. Mekanisme Pernapasan |
Gbr.
Alveolus yang diperbesar
|
Pernapasan
adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan
tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan
saraf otonom.
Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat
dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara
dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan
dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler
dengan sel-sel tubuh.
Masuk
keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan
udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika
tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk.
Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka
udara akan keluar.Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.
a.
|
Pernapasan
Dada Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
Gambar 1 Mekanisme inspirasi dan ekspirasi pada manusia |
||||
b.
|
Pernapasan
Perut Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut.
|
Volume Udara Pernapasan
Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai
4500 cc. Udara ini dikenal sebagai
kapasitas total
udara pernapasan manusia.
Walaupun
demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses bernapas
mencapai
3500 cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan
tetapi senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai
residu
atau
udara sisa. Kapasitas vital
adalah jumlah udara maksimun yang dapat dikeluarkan seseorang
setelah mengisi
paru-parunya secara maksimum.Dalam keadaaan normal, kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau menghirup dan menghembuskan udara dalam bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc volume udara pernapasan (kapasitas tidal = ± 500 cc). Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar masuk pare-paru pada pernapasan normal. Dalam keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan sekitar 1500 cc udara pernapasan (expiratory reserve volume = inspiratory reserve volume = 1500 cc). Lihat skema udara pernapasan berikut ini.
Skema udara pernapasan
Udara
cadangan inspirasi1500
|
||||
Udara
pernapasan biasa
500 |
||||
kapasitas
total Ü
|
Udara
cadangan ekspirasi
1500 |
Þ kapasitas vital | ||
Udara
sisa (residu)
1000 |
Dari 500 cc udara inspirasi/ekspirasi biasa, hanya sekitar 350
cc udara yang mencapai alveolus, sedangkan sisanya mengisi saluran
pernapasan.
Volume udara pernapasan dapat diukur dengan suatu alat yang disebut
spirometer.
Gambar 1
Gambaran skematik spirometer
Gambaran skematik spirometer
Besarnya volume udara pernapasan tersebut dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain ukuran alat pernapasan, kemampuan
dan kebiasaan bernapas, serta kondisi kesehatan.
Gangguan pada Respirasi
Gangguan
pada sistem pernapasan adalah terganggunya pengangkutan O2 ke
sel-sel atau jaringan tubuh; disebut
asfiksi.
Asfiksi
ada bermacam-macam misalnya terisinya alveolus dengan cairan limfa
karena infeksi
Diplokokus pneumonia
atau
Pneumokokus
yang menyebabkan penyakit pneumonia.
Pada orang yang tenggelam, alveolusnya terisi air sehingga difusi
oksigen sangat sedikit bahkan tidak ada sama sekali sehingga mengakibatkan
orang tersebut shock dan pernapasannya dapat terhenti. Orang seperti
itu dapat ditolong dengan mengeluarkan air dari saluran pernapasannya
dan melakukan pernapasan buatan tanpa alat dengan cara dari mulut
ke mulut dengan irama tertentu dan menggunakan metode
Silvester
dan
Hilger Neelsen.
Asfiksi dapat pula disebabkan karena penyumbatan saluran pernapasan
oleh kelenjar limfa, misalnya polip, amandel, dan adenoid.
Peradangan dapat terjadi pada rongga hidung bagian atas dan disebut
sinusitis,
peradangan pada bronkus disebut
bronkitis,
serta radang pada pleura disebut
pleuritis.
Paru-paru juga dapat mengalami kerusakan karena terinfeksi Mycobacterium
tuber
culosis penyebab penyakit TBC.
Pengangkutan O2 dapat pula terhambat karena tingginya kadar karbon
monoksida dalam alveolus sedangkan daya ikat (afinitas) hemoglobin
jauh lebih besar terhadap CO daripada O2 dan CO2.
Keracunan
asam sianida, debu, batu bara dan racun lain dapat pula menyebabkan
terganggunya pengikatan O2 oleh hemoglobin dalam pembuluh darah,
karena daya afinitas hemoglobin juga lebih besar terhadap racun
dibanding terhadap O2.
Gejala
alergi terutama
asma
dapat pula menghinggapi sistem pernapasan begitu juga kanker dapat
menyerang paru-paru terutama para perokok berat.
Penyakit
pernapasan yang sering terjadi adalah
emfisema
berupa penyakit yang terjadi karena susunan dan fungsi alveolus
yang abnormal.
0 komentar:
Post a Comment